Jumat, 27 Maret 2015

Sejarah Kami Menggunakan hidroponik.



Kami termasuk orang yang nomaden, alias pindah pindah tempat tinggal karena pekerjaan. Jadi awal mulanya setelah kami menikah, kantor tempat kerja suami saya ada mutasi karyawaan, termasuk suamiku. Suamiku dimutasi ke daerah Kabupaten OKU (Ogan Komering Ulu), kota Baturaja. Sebuah daerah kota kabupaten di Sumatera Selatan. Kami mengontrak rumah yang lokasinya tidak jauh dari kantor suami. Rumah kontrakan yang tidak begitu luas tetapi nyaman bagi kami, dekat dengan masjid dan pusat kota. Meski kota yang dibilang di sini adalah kota kabupaten yang tidak begitu luas dan fasilitas yang jauh beda dengan kota-kota besar. Kami butuh empat jam untuk menempuh kota besar, ibu kota provinsi. Dengan kondisi jalan yang banyak berlubang dan jauh membuat kami kadang malas kalau ke kota hanya untuk berlibur atau mencari tempat-tempat hiburan. Dengan kondisi seperti  ini, akhirnya kami mencari aktivitas yang menyenangkan untuk mengisi weekend. Selain dengerin ceramah, nonton film dll, kami mencari aktiviats yang bisa bermanfaat.





Awalnya kami mengisi weekend dengan bertanam. Langkah pertama yang kita lakukan  yaitu mengolah tanah depan rumah kami yang nota bene tanah yang keras dan tandus. Kami cangkul dan memberi  pupuk. Tanaman pertama yang kami tanam adalah cabe. Hasilnya begitu dahsyat, dua pohon bisa menghasilkan banyak cabe. Setelah itu kami coba terong ungu, wow Masya Allah..hasilnya melimpah..sampe kita bagi-bagi ke tetangga deket rumah. Karen lahan sudah penuh, akhirnya suami browsing tentang bertanam dengan lahan yang sempit. Mucullah kata hydroponic, atau urban farming (bercocok tanam di perkotaan). Setelah dipelajari kita mulai mencoba. Kita beli online perkap hidroponik yang dikirim dari Jawa. Dengan starter kit kita mulai berhidroponik ria.

Tak terasa weekend selalu kita habiskan dengan berhidroponik. Setelah bisa bertanam dengan starter kit, kita mulai dengan membuat perkap sendiri untuk memperluas kebun hidroponik.  Space kosong belakang dan depan rumah mulai penuh dengan tanaman.  Karna hasil melimpah, kita pernah menjual sawi ke pasar. Meski hasil tidak banyak tapi kami senang.

Nah begitulah sejarah kami berhidroponik ria. Memanfaatkan waktu luang dan lahan yang ada disekitar rumah dengan kegiatan bermanfaat. Bagi yang tidak punya lahan untuk bertanam, segera pelajari tentang hidroponik. Selain bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sayur keluarga, bisa bermanfaat juga untuk penghijauan lingkungan. # KeepGreenOurSurrounding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar